Tidak banyak informasi yang saya dapatkan di warung yang sedang ramai ini teman. Si ibu terlalu sibuk untuk saya wawancarai. Hmm, tapi saya mendapatkan lebih dari sekedar jawaban-jawaban pertanyaan di kuesioner tersebut. Yups, memang selalu ada ketidaksempurnaan dalam setiap wawancara yang saya lakukan, termasuk di Sedyo Rukun ini.
Hmm, tapi sebelumnya saya ingin meminta maaf terlebih dahulu karena tidak bisa ikut syuro bersama teman-teman BIMO. Yah, kalau nanti saya syuro, saya tidak bisa mewawancarai si ibu deh. Dan selagi Hafidh, Adist dan Ashih asyik membahas BIMO dan segala turunannya, saya pun asyik mewawancarai si ibu sambil foto-foto tentunya.
Yee!! Akhirnya saya berhasil mendokumentasikan kegiatan wanita pengolah hasil perikanan terkait peran produktifnya. Saya pikir fotonya cukup teman. Hanya tinggal mendokumentasikan kegiatan arisan, pengajian dan mungkin peran reproduktifnya saja. Fuih, responden ke-19 ini memang lain daripada yang lain teman. Saya lebih banyak menarik kesimpulan sendiri deh jadinya. Bahkan yang terjadi adalah kebalikannya. Si ibu dan teman-temannya malah banyak bertanya ke saya. Wah, jadi saya deh yang respondennya. Ah, tapi gak masalah sih, namanya penelitian sosial.
Dan untuk semuanya, 3 gelas es jeruk + segelas es teh (8000), nasi+lalap+sambal (7000), jasa bakar dan goreng ikan (7000), hanya menghabiskan 22.000 saja teman. Ah, tapi kita tidak bisa berlama-lama di warung ini. Yaps, seperti yang saya bilang sebelumnya, warung ini termasuk warung yang ramai, maka setelah saya mengabadikan kegiatan kapal yang baru mendarat, kemudian berpamitan dengan ibunya, kita pindah ke warung lain di sebelah barat pantai, menikmati Es Kelapa Muda dan melanjutkan syuro BIMO tentunya .