Selasa di Madura…

Hmm, mungkin belum sedahsyat hari Senin kemaren teman. Tapi selasa ini juga mengajarkan gw banyak hal. Tentang OTS, ttg KPR, ttg adat dan budaya, dan tentu saja tentang Madura! Yah, karena hari ini, “Selasa di Madura…

suramadu "connecting islands"

Yah, sebelumnya emang gw udah pernah sih menginjakkan kaki di tanah Madura. Tapi cuma nginjek doang, abis itu cabut lagi deh. Nah, tapi selasa ini sungguh berbeda teman! Amat sangat beda! Different and challenging. Nah, begini kronologinya. Jadi, hari Senin, Mas Iwan (salah satu senior di pemasaran yg paling baik hati ^_^), udah menginformasikan bahwa beliau akan ke Madura bareng Mas Heni pada hari Selasa besok. Dan gw hanya bisa ber’ooo ria. Pengen minta ikut, tapi sungkan mintanya (hiks2, payah). Hingga akhirnya selasa itu pun tiba. Dan Mirza yg ternyata hari ini milad (barakallah ya akhi ^_^), dengan akrabnya minta ikut, atau lebih tepatnya minta gw diikutkan, karena selasa ini si Mirza memang kudu jaga kandang (mengingat ada beberapa janji dengan nasabah).

Dan ternyata, kehendak Allah memang sesuai dengan prasangkaan hamba-Nya! Mas Iwan welcome dan memperbolehkan gw ikut. Aduh Panji!!! Lu kudu lebih SKSD boi! Jam terbang kudu ditingkatkan! Salah satunya dengan OTS, selain advis plus cashflow tentu saja. Dibuat santai aja ‘Nji! Inget kata Pak Edwin, “People Skill”!

Fuih, insyaallah deh! Maka setelah selesai memposting Surprising Monday yg bener2 mengejutkan (ampe sekarang masih kerasa nih sensasinya), qt pun berangkat menuju Pulau Madura nun diseberang sana. Oiya, rombongan kali ini ada:

1. Mas Iwan selaku pimpinan rombongan
2. Mas Heni selaku dewan penasehat rombongan
3. Mas driver berkacamata (huah!!! gw masih lupa namanya! parah!!) as navigator
4. Gw selaku notulen (maksa!)
5. Isuzu Panther hitam yg dilengkapi GPS (asli! keren banget! cuma sayang, hanya skala Jawa & Bali)

Nah, maka meluncurlah kita dari Darmo Boulevard 8a-8b menuju lokasi. Yah, pertama kita setting daerah Madura sebagai tujuan, Bangkalan tepatnya. Tapi ternyata, dia gak ada di GPS! Wkwkwkw. Nampaknya masih diluar jangkauan peradaban teman! Parah! Tapi lupakan itu, jam 9 pagi kurang lebih kita start dari kantor, dengan tujuan awal, Tj.Perak, Surabaya!!

Yups, klo kemaren gw ke Madura via jembatan Suramadu, kali ini rombongan Madura coba melewati jalur lain, lewat kapal! Dari Tj.Perak di ujung timur pulau Jawa menuju Pelabuhan Kamal di ujung barat Pulau Madura. Yaps! Hanya 4 huruf yg mewakili cerita di kapal ini. S-E-R-U. Seru! Bener2 mengesankan teman! Menyaksikan puluhan kapal lalu lalang di Laut Jawa. Melihat tinggi menjulangnya Monumen Yos Sudarso. Menatap gagahnya Jembatan Suramadu. Dan mengingat semua perjalanan yg pernah gw lalui dengan kapal laut. Saat ke Bali waktu SMA (hehehe, udah agak lupa), saat KL di kepulauan Seribu (wah, ini mah udah jadi santapan rutin buat gw! mantap!), saat praktikum MSP ke Bali Barat (meriah and gelo euy!) dan tentu saja, saat bertolak menuju Pulau Bintan di Kepulauan Riau sana (huah!! 2 hari di laut! mengerikan!). Yah, semuanya itu sungguh nostalgic teman!

Dan singkat kata, sampailah kita disana dengan selamat. Yah, memang agak lama sih perjalanannya. Tapi cukup berkesan, karena gw sempet menulis puisi tentang cinta. Hmm, ttg cinta yg sayangnya gak akan pernah gw posting di blog. Ah, lupakan soal itu, karena kata si Patkai, “Dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada pernah berakhir”. Maka mari kita beralih ke petualangan ini. Yups! Setelah tiba di Kamal, kita menuju Bangkalan tuk kemudian sarapan heula. Warung Hikmah yg menjual masakan khas Madura akhirnya menjadi tempat nongkrong geng madura ini. Dan beuh! Mantap gan! Atau klo kata Pak Bondan dari Wisata Kuliner yang ternyata juga pernah kesini, “Maknyos!” Cukup murah pula, hanya 45ribu berempat, dan sekali lagi, it’s free, ditanggung sama pimpinan rombongan yang baik hati (matur nuwun mas iwan).

Lalu setelah menempuh perjalanan yg cukup panjang. Tibalah kita di rumah temannya Mas Heni. Gus Nul namanya. Guru spiritual gitu deh. Yups, inilah budaya teman. Beliau memang memiliki pondok wiridan. Hmm, gw emang agak kurang ngerti ama yg beginian, tapi yah begitulah. Awalnya gw kira Gus Nul inilah calon nasabah qt, tapi ternyata bukan teman. Dari pondokan Gus Nul, kita melaju kembali ke rumah nasabah yg sebenarnya di daerah Sampang. Sebut saja calon nasabah itu Mr.AJ.

Nah, Mr.AJ ini ternyata pernah gawe di Arab Saudi. Rumahnya gede banget lagi. Dan beliau pun mengajukan KPR tuk finishing touch warung makan yg berlokasi di sebelah rumahnya. Wah, sebenarnya ada banyak pertanyaan teman. Apakah ini termasuk modal kerja? Atau memang hanya untuk renovasi bangunan. Kemudian usaha keseharian bapaknya yg buka bengkel elektronik plus (namun sekarang tutup coz mekaniknya lagi pergi) serta usaha istrinya yg jualan alat2 rumah tangga dengan kredit dapat mengcover angsurannya? Apakah cukup hanya dengan jaminan rumah yg besar ini (+- 1492 m2)? Plus tanah yg belum laku terjual. Hmm, rumah sih ada Sertipikat-nya, tapi mana PBB-nya yah? Lalu warungnya juga udah ada SIUP, Surat Ijin Pangan dll, tapi ini pentingkah? Kemudian laporan keuangan yg belum bankable (waduh, baru mo buka rekening pula). Yah, klo dari segi cashflow memang cukup memberatkan nih. Hmm, ntar minta diajarin Mas Iwan aja deh.

Tapi klo liat karakternya sih, nih orang kayaknya baik deh. Dan key personnya ternyata emang Gus Nul selaku Guru Spiritualnya. MR-nya gitu deh. Dan yg kenal baik dengan Gus Nul adalah Mas Heni. Jadi kata Mas Iwan, ntar jalurnya yah lewat Mas Heni dulu. Yaps, gw jadi tahu adat istiadat budaya ‘ngaji’ disini. Mirip sama pengajian gw. Taat sama gurunya, tentunya dengan pemahaman terlebih dahulu. Hebat memang Dakwah Gus Nul ini. Salute ^_^

Dan masih kata Gus Nul, sebelum akhirnya ceramah panjang lebar tentang akhirat dan agama, masalah ekonomi harus menjadi perhatian. Yups, ke-fakir-an itu memang dekat dengan ke-kafir-an. Maka inilah yg akhirnya menjadi konsen gw! Gw janji tuk jadi RO yg baik dan benar! Memasyarakatkan perbankan syariah dan mem-bank syariah-kan masyarakat! Insyallah!!

Oiya, lalu ada juga nasabah kedua. Masih muridnya Gus Nul. Klo yg tadi pinjem 100 angsuran 2,4/bulan selama, hmm, lupa berapa tahun. Nah, klo yg ini emang buat renov rumahnya! Qt juga udah liat rumahnya koq. Dan emang kudu direnov! Hmm, klo gak salah, minjem 30jt selama 8 bulan, so angsurannya (aduh, lupa, ada di simulasi). Yah, pokoknya begitulah. Tinggal liat persyaratan si nasabah. Verifikasi dst. Yah, sekali lagi, key personnya masih sama, Gus Nul-> Mas Heni-> Mas Iwan.

And the last, kita pulang melalui jalur yang berbeda! Suramadu edisi dua euy! Lalu nyuci mobil salju dulu. Ashar dan Dzuhur dijamak dulu (parah euy >_<) di At Taqwa dan tiba di kantor saat menjelang senja. Beuh, ternyata ada pula bubur sumsum dari Mirza Kun yg ternyata tadi ngadain syukuran. Hohoho, breakfast di Warung Hikmah khas Madura, lunch di rumah Mr.AJ ala timur tengah, dengan rincian sebagai berikut: Nasi ditaro di nampan besar. Dengan ayam bakar. Sambal ulek plus acar. Mirip nasi kebuli sih (tapi kayaknya sih nasi goreng, lah wong gw juga gak tahu nasi kebuli kayak apa, sotoy mode on). Kita juga duduk lesehan dengan karpet. Karena sofa-nya memang settingan pendek (timur tengah mode on). Lalu terakhir, coffe break bubur dari Mirza. Oiya, mungkin ini penggantinya bubur madura yg gak berhasil mas driver berkacama tadi dapatkan. Yups, paginya pas singgah di nasabah titipannya Mas Anton (bisnis HP), tuh bubur belum buka. Eh, pas siang kesana lagi sekalian pulang, wes ente! Hahaha, nasib2x…

Oke deh, mungkin segitu dulu aja Selasa di Madura. Hmm, semoga ada hikmahnya yang bisa kita ambil bersama. Kalau benar datangnya dari Allah, klo salah itu mutlak karena otak gak sinkron ama jari (kultum mode on). Tetap semangat dan pantang menyerah! Allahu Akbar!!!

Surabaya, 25 Mei 2010
belum nispu syaban . . .

Leave a comment