Sekotak pilihan…

Setiap potongan waktu dalam hidup kita adalah kesempatan untuk berbuat. Di atas bumi dan di bawah langit, kita punya pilihan dan kesempatan untuk menjadi sesuatu. Panjang pendeknya waktu kadang bukan masalah utama. Bila engkau ingin langit dan bumi menangisimu, saat engkau kelak akan pergi selamanya, ukirlah sejak sekarang amal-amal unggulan di atas kehidupanmu sekarang. Bumi dan langit hanya akan bersikap sesuai amalan kita. Seperti apa kita hidup, seperti itu pula kematian kita. Hanya ada satu kata dalam perputaran waktu yaitu “SEKARANG”, hanya ada satu kata dalam kamus kebahagiaan, yaitu “KERIDHAANNYA”. (Dr. Aidh Al Qarni)

Teman, jika kita mengibaratkan hidup adalah sebuah buku, maka saat inilah waktu untuk kita menuliskan isinya. Terserah akan diisi oleh apa, karena kitalah penulisnya. Saat usia kanak-kanak, mungkin kita masih belajar untuk memegang pena, mengeja huruf dan menuliskan kata demi kata. Saat usia baligh, mungkin itulah saat pertama kita mulai menuliskannya. Sedang epilog-nya, kita tidak akan pernah tahu, masih misterius. Yah, karena itulah, tugas kita adalah senantiasa menuliskan THE BOOK OF LIFE itu dengan tinta-tinta kebajikan. Sebab apa? Sebab yang nanti akan menentukan apakah buku itu akan best seller atau tidak adalah isi dari buku itu sendiri. Dan isi buku yang bagus tentu akan dilengkapi pula dengan “endorsement” terbaik dari para khalayak pembacanya.

“Si Fulan itu selama hidupnya terkenal suka menyantuni anak yatim”

“Si Fulan itu selama hidupnya senang menghafal Al Quran dan mengamalkannya”

“Selama saya mengenalnya, belum pernah saya mengetahui kejelekan beliau”

Lebih dari sekedar komentar-komentar di status FB, twitter dan blog. Yah, insyaallah itu akan menjadi saksi dari kehidupan kita yang bermanfaat bagi banyak orang. Buku kehidupan kita akan terus naik cetak hingga puluhan, ratusan bahkan ribuan kali. Apa pasal? Karena kita telah memutuskan pilihan untuk menjadi penulis yang bijak, penulis yang mengajarkan orang lain untuk menggapai takwa dengan tinta. Menjadi amal jariah yang akan terus mengalirkan pahala yang tiada terputus meskipun kehidupan dunianya telah berakhir.

Hmm, seperti komentar teman saya dalam sebuah postingan di blog tentang iBNI :

“Well, hidup kan emang A BOX OF CHOICES. Jadi yang bisa kita lakukan adalah memilih dan menjalani konsekuensi pilihan itu, dunia akhirat.”

"box of choice"

"box of choice"

Banjarmasin, 29 April 2011
Nikmat dari Allah banyak banget ‘Jar, unlimited~

2 thoughts on “Sekotak pilihan…

Leave a comment