Ramadhan hari kedua, tentang sabar dan sehat

Teman, ajari aku tentang arti sebuah kesabaran. Berharap banyak kepada suatu hal yang menurut kita baik ternyata memang tidak baik untuk kesehatan, utamanya secara mental dan spiritual. Sakit nanti. Berpikir positif tanpa landasan yang jelas juga tidak tepat ternyata. Yah, hari kedua Ramadhan kali ini benar2 diluar perkiraan gw sebelumnya. Semuanya serba mengejutkan dan, hmm, menyenangkan sih ^_^

Mari kita membahasnya dari segi kesehatan. Yups! Untuk dapat merasakan nikmat sehat, biasanya Allah akan menegur kita melalui sakit. Dan ujian kesehatan kali ini sedang dijalani oleh Babeh. Finally, menjelang siang dan menjelang maghrib, sy membesuk beliau di Sari Mulia, bersama teman2 dari Bojes. Fuih, katanya dokter sih gejala DB, tapi belum ada hasil tes darahnya, jadi semuanya memang masih tanda tanya teman. Nah, satu hal yang kemudian gw camkan baik2 adalah nasehat dari Babeh, ”Jagalah kesehatan”. Yaps! Yang pasti, gw bakal bingung klo sampai dirawat di rumah sakit, sendiri, di tanah rantau. Ya Allah, jangan sampai deh. Maka pelajaran pertama hari ini adalah, segera apdet status. Hhhh, pelajaran tersulit yang kali ini tengah gw hadapi, ibarat soal hitung2an, gw masih belum dapet jawabannya. Kayaknya kemaren salah rumus deh, hingga akhirnya sekarang tuh angka belum dapet juga. Yah, lupakan…

Kemudian perihal berikutnya selain menunggu jawaban adalah menunggu jawaban yang lain. Percobaan jilid II untuk kasus SG. Kayaknya saran OM, untuk difoto dengan gaya bersumpah adalah hal yang perlu untuk dicoba tuh, hohoho, ide gila yang luar biasa memang, sangat tidak disarankan, hahaha.

Lalu lain lagi tentang agenda Ramadhan gw yang kali ini turun satu strip dari hari sebelumnya, gak sempet al matsuratan bada maghrib. Tp insyaallah amalan yang laennya worthed lah, iya gak ’Di (colek Mr. Abdi Jaya Persada, hahaha). Nah, lalu satu hal lagi yang sebenarnya sampai ngebuat gw nangis (hiks-hiks-hiks), kasus salah tafsir. Dan celakanya lagi, prinsip gw yang ”totalitas dalam menolong orang” mau gak mau harus gw benturkan dengan realita. Yah, salah gw adalah berharap banyak, maka gw hanya berharap dengan gw menolong orang lain, Allah nanti bakal nolong gw dari arah yang tidak disangka-sangka. Fuih, insyaallah gw masih amat sangat meyakini hal tersebut. Bukankah cara Allah mengabulkan doa itu ada banyak? Bukankah Dia telah membuktikan hal tersebut di sisi kehidupan gw yang lain? Bismillah aja deh ’Jar.

And the last but not least, kayaknya aa gak bakal make saran dari si Muri deh ’Jar. It’s too extreme. Yah, nikmati sajalah semuanya dengan sabar, sabar dan sabar. Dan satu pelajaran lagi, jagalah kesehatan, sakit nanti =D

Banjarmasin, 3 Ramadhan 1432 H
Jelang sore (buka bareng GIGI =)

Leave a comment