Legenda Dari Sekolah…

syawal1427HwithAlumni14-2004@schoolHari itu, entah hari apa, karena memang saya sudah benar-benar lupa waktu persisnya. Hari itu, saya tidak pernah menyangka dan mengira. Hari itu, sulit tuk diduga, di lantai dua, di salah satu ruang kelas, di SMA 14.

Saat itu saya masih kelas 2 SMA. Masih lugu-lugunya. Masih polos-polosnya. Untuk tidak mengatakan katro dan cupu. Saat saya kelas 2, saya memang biasa-biasa saja. Hanya ikut-ikutan di Rohis sebagai penggembira dan dengan penuh kesadaran serta keikhlasan, ikut pula di SPLASH (Sepakbola 14). Maka benar kebanyakan orang bilang, masa SMA itu adalah masa terindah. Dan semakin tepat ketika Edcoustic berdendang lewat nasyid “Masa Muda”-nya, atau Fatih dengan “Syukur Masa Muda”-nya. Ah, hidayah dan ukhuwah itu memang teramat indah teman.

Waktu itu, awalnya saya hanya duduk santai, istirahat sejenak, di pelataran Masjid Al Huda, tempat nongkrong paling pewe buat saya, selain lapangan bola tentunya. Waktu itu, sebenarnya sudah selesai sekolah, tapi entah kenapa saya belum pulang. Sepertinya ada undangan yang harus dihadiri deh. Selain itu juga, selepas menghadiri undangan tersebut, bermain bola nampaknya akan sangat menarik. Begitu rencana saya. Tetapi ternyata tidak, karena undangan itu bukan sembarang undangan. Cukup lama agendanya teman.

Limited invitation. Awalnya saya kira hanya anak-anak Rohis saja. Tetapi memang benar, anak Rohis semua. Tetapi amat sangat terbatas. Seperti ada seleksi sebelumnya. Dan saya semakin bingung, koq orang seperti saya juga ada di list undangan itu. Wah, sungguh meragukan. Tapi apa mau dikata, saya sudah ada di ruang kelas itu, bersama beberapa ikhwan yang memang sudah terkenal Rohis abis. Juga ada beberapa akhwat yang lebih banyak  tidak saya kenal. Dan tentu saja juga para alumni.

Saya tidak tahu forum apa ini sebenarnya. Tapi penekannya hanya satu, dakwah. Wuah!! Nampak begitu berat tuk siswa pada usianya. Apalagi buat saya yang baru saja belajar shalat dan ngaji saat di SMA. Serius. Kepala saya tiba-tiba pening. “Lho-lho, koq jadi kayak begini”, gumam saya. Awalnya saya kira hanya ada ceramah biasa atau semacamnyalah. Tapi koq kondisi forumnya nampak begitu mencekam dan membebani yah. Tentang hafalan Juz Amma (juz 30). Tentang apa itu dakwah. Tentang kondisi umat islam saat ini. Tentang peran kita sebagai aktivis dakwah di sekolah. Ckckck, tingkat tinggi banget deh pokoknya. Dan jelas, semakin membuat saya tercengang penuh keheranan sekaligus takjub luar biasa dengan ini semua.

Bayangkan teman, bagaimana saya tidak terpukau. SMA itu awalnya saya kira hanya tempat menuntut ilmu an sich. Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Ada beberapa orang yang peduli kepada sesamanya. Kepada hakikat kehidupan yang sebenar-benarnya. Tentang Islam dan para pengikutnya. Ya Allah, padahal sewaktu kita masih di rahim, kita pernah berikrar bahwa Allah-lah Tuhan kita. Dan tiada pula Allah menciptakan kita di dunia kecuali tuk beribadah. Nah, kehadiran orang-orang inilah yang mengingkatkan kembali hakikat hidup yang sebenarnya.

Subhanallah, saya salut dan bangga pada mereka. Mereka masih sangat muda. Tetapi semangatnya sungguh luar biasa. Mereka pun sama seperti kita. Mereka juga belajar seperti biasa, ikut ekstrakulikuler yang ada, dan ikut bermain serta bersenda gurau. Hanya mungkin satu bedanya, semua yang dilakukan seperti ada ruh-nya, mungkin karena diniatkan tuk beribadah. Keren banget deh pokoknya.

Ah, tapi itu dulu sekali teman. Sekitar 6-7 tahun silam. Ternyata sekarang teman saya pun sudah banyak yang berubah. Yang dulu anak Rohis tulen, ada yang jadi biasa saja, bahkan benar-benar jauh dari biasa. Tetapi ada juga yang dulu biasa saja, bahkan antipati, kini sekarang lebih baik, bahkan subhanallah luar biasa. Yah, tidaklah perlu saya sebut nama-namanya, kalian semua mungkin sudah banyak yang mengenal. Ah, memang hidayah Allah itu sungguh teramat mahal, maka jagalah saat dia masih membersamai kita. Begitu pesan teman saya yang masih Istiqomah.

Lalu untuk apa saya menceritakan ini semua. Apa memang karena sekarang saya sudah lebih baik. Oh, tentu saja saya tidak bisa menjawabnya sendiri teman, biarlah kalian yang menilai. Tetapi  saat ini saya masih tetap seperti yang dulu, senang sekali dengan sepakbola (kalau sekarang mungkin futsal), dan terus berusaha untuk menjadi manusia terbaik, manusia yang paling banyak manfaatnya bagi sesama. Yuk kita berlomba-lomba dalam kebajikan dan taqwa, fastabiqul khairat!

Jakarta, 1 Oktober 2009
Buat temen-temen KEREN-ku saat di 14…

4 thoughts on “Legenda Dari Sekolah…

Leave a reply to aksisepuluhjari Cancel reply