Hari itu, entah hari apa, karena memang saya sudah benar-benar lupa waktu persisnya. Hari itu, saya tidak pernah menyangka dan mengira. Hari itu, sulit tuk diduga, di lantai dua, di salah satu ruang kelas, di SMA 14.
Saat itu saya masih kelas 2 SMA. Masih lugu-lugunya. Masih polos-polosnya. Untuk tidak mengatakan katro dan cupu. Saat saya kelas 2, saya memang biasa-biasa saja. Hanya ikut-ikutan di Rohis sebagai penggembira dan dengan penuh kesadaran serta keikhlasan, ikut pula di SPLASH (Sepakbola 14). Maka benar kebanyakan orang bilang, masa SMA itu adalah masa terindah. Dan semakin tepat ketika Edcoustic berdendang lewat nasyid “Masa Muda”-nya, atau Fatih dengan “Syukur Masa Muda”-nya. Ah, hidayah dan ukhuwah itu memang teramat indah teman. Continue reading